Senin, 19 Desember 2011

AL MUTAKABBIR | YANG MAHA MEGAH



AL MUTAKABBIR (Yang Maha Megah/Pemilik Segala Keagungan), Dia memandang segala sesuatu tidak patut dipertimbangkan dalam kaitannya dengan diri-Nya, yang melihat Keagungan dan Kemuliaan itu hanya ada pada diri-Nya dan pandangan-Nya kepada hamba-hamba-Nya seperti raja memandang rakyatnya. Maka jika ada manusia merasa dirinya seperti diatas maka ia adalah manusia yang benar-benar sombong.


Imam Al-Ghazali

______________________________________________


“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS al Hasyr: 23)

Adakah yang lebih besar dari Dia? Jawabnnya, Maha Suci Allah yang tak ada ukuran mampu mengukur-Nya. Dia lebih besar dari yang paling besar. Dia lebih agung dari yang lebih agung.

Tak hanya nama dan sifat-Nya, tapi juga segalanya. Hanya Allah yang Maha Megah dan tak satupun kemegahan mampu menandinginya. Lihatlah gunung, betapa besarnya. Tapi yang mencipta gunung, jauh lebih besar ukurannya. Lihatlah ngarai, betapa luas dan dalam ukurannya. Tapi yang mengukir ngarai, jauh lebih luar biasa. Bahkan, lihatlah bumi seisinya, angkasa, bintang gemintang dan galaksi seluruh alam raya. Betapa luas tak terkira. Dan Allah yang mencipta itu semua. Al Mutakabbir, tak ada yang mampu menandingi kemegahan-Nya.

Lalu, manusia yang hina lagi lemah, mencoba mencuri selendang yang sedang dikenakan-Nya. Manusia yang tak mampu menahan kantuknya sendiri, mencoba sombong dengan kekayaan dan kemampuan kecil yang dimilikinya. Tidakkah mereka sadar, andai Allah mau, esok pagi mereka sudah pasti tak bernyawa.

Apakah kita tak malu. Kita masih meminta makan pada-Nya. Memohon rezeki dari-Nya. Berlindung dan berdoa kepada-Nya. Tapi dengan segala karunia yang kita terima, kita masih mampu menepuk dada dan berkata, “Apa jadinya kalau bukan karena saya.“

Tentu saja dalam diri manusia, ada keinginan untuk menjadi lebih besar dan berharga. Tapi kerap kali manusia melakukannya dengan cara yang salah. Mereka lupa tak ada yang lebih besar dari Allah azza wa jalla.

Sebutlah selalu, al Mutakabbir. Kecilkan diri di depan-Nya, maka Dia akan membesarkan kita. Hinakan diri di hadapan-Nya, maka Dia akan memuliakan kita. Lidah yang memuja dengan segenap jiwa akan mendapatkan balasan dari yang Maha Megah. Balasan yang tak akan terhitung dengan angka dan tak terkira oleh akal manusia.


Herry Nurdi
http://fiqhislam.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar