Minggu, 11 Desember 2011

Antara Setan Dan Malaikat




Segala sesuatu mempunyai dua kutub berbeda. Ada kanan ada kiri. Ada bawah ada atas, ada pintar ada pula bodoh, ada baik ada buruk, ada malaikat dan ada pula setan. Begitu juga manusia, dalam dirinya manusia punya dua sisi tersebut. Terkadang MALAIKAT yang lebih dominan, namun di lain waktu SETAN lah yang menguasai.

Saat kita melihat seseorang dengan pakaian compang-camping mengais sampah untuk mencari nasi, hati ini tergugah untuk memberinya makan makanan yang layak seperti yang kita makan. Degan memberinya sepiring nasi sepertinya kita sudah menjadi malaikat yang telah menjadi penolong orang lain. 

Di sisi lain saat ada seseorang berbuat kesalahan, kita sulit sekali memaafkannya, menampakkan muka angkuh di hadapannya, menyiratkan pandangan kebencian terhadapnya, bahkan menyapanya pun tidak mau. Tetapi saat itu kita tidak merasa diri ini setan bukan?

Rasulullah mengajarkan “saat tangan kanan memberi maka tangan kiri tidak boleh tahu”. Tetapi apa yang kita lakukan? Saat tangan kanan memberi, dengan sengaja ia mengundang tangan kiri untuk mendampinginya. Apakah manusia merasa dirinya setan dalam situasi seperti ini?

Ada orang merasa dirinya besar jika ia mampu pergi ke Tanah Suci. Berdoa dan didoakan menjadi haji yang mabrur. Menunaikan haji dan pulang membawa air zam-zam dan pernak-perniknya, mengajak kumpul para tetangga dan mengeluarkan banyak harta untuk disedekahkan. Namun, ia berbangga dengan gelar hajinya, tidak boleh orang memanggilnya “Bapak Fulan” tetapi harus “Bapak Haji Fulan”. Orang-orang dibuat bingung akan kehadiran Fulan ini. Haruskah ia dipuji seperti malaikat ataukan dicaci seperti setan?

Manusia selalu merasa dirinya malaikat tetapi tidak pernah merasa dirinya setan meskipun ia seorang pembunuh, koruptor, perampok, ataupun perampas hak-hak orang kecil. Topeng malaikat terlalu kuat melekat dalam hati manusia sehingga menyamarkan jatidirinya. Orang-orang tidak dapat lagi membedakan yang mana malaikat dan yang mana setan. Mereka memuji-muji sang setan dan mencaci sang malaikat. Mengikuti yang salah dan mengabaikan kebenaran sehingga membentuk topeng-topeng malaikat baru dalam jiwa-jiwanya. 

Kita tidak pernah menyadari yang mana setan dan yang mana malaikat dalam diri ini. Namun yang harus kita sadari adalah mereka ada dalam jiwa kita. Manusia itu sendirilah yang menghidupkan salah satu dari mereka. Malaikat akan hidup dengan cinta, kasih sayang, memaafkan, rendah hati. Sedangkan setan akan hidup dengan benci, dendam, prasangka, dan kesombongan. Kembali kepada manusia itu sendiri sisi mana yang ingin ia hidupkan. Wallahua’lam.




oleh: Hayyu Adnan
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/12/12/lw2f5w-antara-setan-dan-malaikat


*****************************

Dialog Setan dan Malaikat

Disela-sela ‘coffee break’ terjadilah dialog antara raja setan dan malaikat. Malaikat Atid yang saat itu sedang kelelahan karena hampir setiap waktu mencatat amal manusia terlihat berwajah muram dan kuyu.

“ Tid… kok wajahmu kusut banget, cape ya??” Sapa setan.

“Gara-gara elo nih, kagak jera-2 ‘menggoda’ orang… Mikir-mikir donk gw kan juga butuh istirahat” Sahut malaikat Atib kesel.

“Yah… sorry-sorry-sorry Jek.. eh Tib maksud gw…”

“Loe sih kagak maju-maju… nyatet masih pake pulpen. Noh pake kompi sono. Sekalian gw dah buat database yang praktis, tinggal ketik nama doank, dah keluar de catatan dosa-dosanye… paling tugas loe Cuma upgrade memory nya yang dah pasti bakalan nambah terus, hehe.. ” nyengir setan.

“Wah… tan, makin cerdas aja loe…”

“Ya iya lah…. kan pengikut gw makin banyak, lagian gw juga kasihan ma elo, coy, udahan ya, gw mau mampir ke yang lain”

Setan kemudian bertemu dengan malaikat Raqib yang keadaannya bertolak belakang dengan malaikat Atid.

“Wah… sumringah banget senyuman loe Qib, lagi seneng niyeee… “ sapa setan ramah.

“Ya iya lah… gimana kagak senang gw dapat cuti mulu sih… Upz, sebelumnya makasih ya, berkat elo kerjaan gw jadi ringan”

“Sama-sama lah. Lagian gw juga makin untung jadi punya banyak temen” Setan kemudian berlalu meninggalkan malaikat Raqib sambil mengedipkan sebelah matanya yang nakal.

Sejurus kemudian, setan di kejutkan dengan kedatangan malaikat Jibril.

“Buset, Jib… dari dulu kebiasaan loe kagak berubah-ubah ya, suka ngagetin ajah. Copot deh jantung gw…!!” Hardik setan

“ Lah… Sejak kapan setan punya jantung?” Ledek Jibril.

“Ciah Jib… sirik aja loe ma gw… Mentang-2 temen gw dah banyak, sekate-kate aje loe ma gw. Tuh lihat… teman-teman gw itu adalah jantung hati gw, Jib… Apapun yang mereka minta gw penuhin, mereka juga seneng, kaya-kaya, hidup mereka makmur, punya harta dan wanita, mereka bisa bebas berbuat semau kesenangan mereka tanpa terikat. Emang elo Jib, miskin amal ma pengikut loe. Tuh lihat mereka miskin-miskin, sakit-sakitan dan dicerca sana sini, mau begini dilarang, begitu juga dilarang, kapan mau maju”

“Tan… ati-ati loe ye klo ngomong…!! Mereka yang kau hina tu derajatnya lebih tinggi dari teman-2 kebanggaan loe yang bakalan temanin loe di Jahannam.”

“iiih… takut… Ogah ah gw berdebat ma elo, ga bakan menang dah gw… Tapi lihat aja Jib, pengikut gw lebih setia dari pada pengikut elo yang gampang berpaling dengan sedikit rayuan dan iming-iming dari gw. Mending loe sekarang minta ma Tuhan sono, yar kapasitas nerakanya di perluas kan kasihan pengikut gw yang harus bersempit-sempit ria.” Ledek setan ssambil berlalu pergi meninggalkan Jibril.

“Hm… sapa lagi ya buruan gw kali ini?” Seru setan dalam hati…


http://lovewatergirl.wordpress.com/2011/01/02/dialog-setan-dan-malaikat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar