Senin, 19 Desember 2011

AR RAZZAAQ | YANG MAHA PEMBERI REZEKI



Allah yang menciptakan sarana-sarana rezeki maupun mereka yang diberi rezeki dan memberikan sarana kepada makhluknya maupun menciptakan jalan-jalan untuk menikmatinya.

Dua macam pemberian rezeki.

[1]_Lahiriah, terdiri atas pemeliharaan dan makanan untuk kekuatan jasmani.

[2]_Bathiniah, berupa hal-hal yang diketahui dan hal-hal yang disingkapkan atau di ilhamkan, dan itu di arahkan ke hati dan bagian terdalam dari hati.

Rezeki bathiniah lebih tinggi dibandingkan rezeki lahiriah, karena buahnya adalah kehidupan abadi. Adapun buah dari pemberian rezeki lahiriah berupa kekuatan jasmani yang fana.

'Kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi. Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkannya. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu' [Asy-Syura:12]

'Dan tidak ada suatu binatang melatapun dimuka bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya' [Huud:6]

'Dia-lah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kalian, maka berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya' [Al Mulk:15]

'Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh' [Adz-Dzaariyat:58]

Allah Azza wa Jalla menganugerahkan pengetahuan untuk memberikan petunjuk, lidah untuk bersaksi dan mengajar. Dan kedua tangan untuk membagikan sedekah, sehingga manusia dapat menjadi sebab bagi rezeki yang lebih tinggi dan mencapai hati melalui kata-kata dan perbuatan-perbuatannya. Karena bila Allah SWT mencintai seseorang, Dia menjadikan makhluk-makhluk semakin membutuhkan orang tersebut dan kalau saja dia sampai menjadi perantara antara Allah dengan manusia agar rezeki dapat sampai kepada manusia maka berarti dia memiliki sifat ini juga.

Rasulullah Saw bersabda: "Seorang Mu'min yang dengan bahagia memberikan kepada dirinya sendiri apa yang diperintahkan untuk memberikan, dia termasuk orang yang bersedekah" [Muslim]

Itulah orang yang telah mewarisi sifat ini yang tangannya dijadikan sebagai gudang rezekinya, tubuh dan ucapannya menjadi gudang bagi rezeki hati. Persendian adalah sambungan tulang pada tubuh manusia yang berjumlah tiga ratus enam puluh buah. Maka selayaknya manusia mengeluarkan sedekah bagi setiap persendian tubuhnya, semata-mata untuk mensyukuri nikmat itu. Dengan adanya semua persendian itu, manusia hidup dengan penuh kesempurnaan dan kenikmatan. Sekiranya diantara persendian tersebut ada yang rusak atau kering, tentulah akan mendatangkan gangguan pada tubuh, maka bersedekah atasnya merupakan tasyakur dan juga menghindarkan bala'.

'Dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka' [Al Baqarah:3]

'Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian rezeki yang telah Kami berikan kepada kalian' [Al Baqarah:254]

'Nafkahkanlah sebagian dari rezeki yang diberikan Allah kepada kamu' [Yaasiin:47]

Rasulullah Saw bersabda: 'Wajib bagi setiap muslim mengeluarkan sedekah' [Bukhari/Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: 'Barangsiapa memenuhi kebutuhan sesama muslim, baginya pahala berbakti kepada Allah sepanjang hidupnya' [Bukhari]

Rasulullah Saw bersabda: 'Tiada seorang hambapun yang memperoleh limpahan nikmat Allah dan Allah menyempurnakannya bagimu. Lalu Allah menjadikannya sebagai tempat memenuhi kebutuhan manusia lain tetapi ia enggan, niscaya dirinya akan kehilangan nikmat itu' [Thabrani]

Rasulullah Saw bersabda: 'Sesungguhnya Allah mempunyai beberapa hamba yang diberi kekhususan dengan diberi nikmat untuk kepentingan manusia lainnya, kemudian Dia tetapkan pada mereka yang harus mereka dermakan. Jika mereka membantah putusan itu. Dia pindahkan nikmat itu dari mereka kepada yang lain' [Abu Nu'aim, Thabrani]

Rasulullah Saw bersabda: Allah Ta'ala berfirman: 'Berinfaklah wahai anak Adam, pasti Aku beri infak kepadamu (Allah akan memberikan kepadanya berlipat ganda)' [Bukhari, Muslim].


Imam Al-Ghazali

______________________________________________


“…dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.” ( QS al Anfaal: 26)

Subhanallah, betapa luasnya anugerah Allah yang diturunkan untuk manusia. Dia menjadikan rezeki dari yang baik-baik, agar manusia yang beriman mampu bersyukur. Tapi betapa sempitnya kita memahami dan memberi arti pada kata rezeki.

Hanya harta dan tahta, yang dianggap rezeki dari yang Mahakuasa. Kadang-kadang, ditambahkan dengan kesehatan dan waktu luang, tanpa benar-benar memberi arti yang dalam pada keduanya. Kesehatan kurang disyukuri, waktu luang nyaris dilupakan. Betapa kurang bersyukurnya.

Meski demikian, Allah tak pernah membedakan siapa yang akan menerima rezeki dari-Nya. Jika Allah Azzawajalla menghendaki sesuatu terjadi, maka Dia akan menciptakan sebab-sebab kejadiannya. Jika sebuah rezeki ingin diberikan-Nya pada seorang hamba, maka tak satu pun kekuatan yang bisa menghalanginya. Tak satu, tak juga seribu. Tak beratus, tak berlaksa. Tak ada kekuatan yang mampu menghalangi takdir-Nya.

Satu rezeki akan disusul rezeki lainnya. Jika manusia cukup tahu diri dan mensyukuri semua yang ia terima. Tapi betapa sedikit yang mampu mengangkat tangan dan menundukkan kepala, berkata penuh rendah diri dan mengaku, ”Allahuma ya Allah, segala bermula atas-Mu dan segala berakhir karena-Mu.”

Sering manusia mengira, semua yang didapat adalah hasil kerja keras dan usahanya. Sering manusia menyangka, semua yang terjadi keluar dari jerih payahnya. Padahal, sungguh tak ada daya pada diri manusia yang lemah ini, Makhluk yang ketika kantuk datang, tak mampu meski hanya mengangkat kepala.

Wahai Mahapemberi Rezeki, inilah kami, berdiri dengan lutut gemetar memohon ampun dan takjub pada anugerah yang Engkau berikan. Mendzikirkan nama-Mu berkali-kali, ”Ya Razzaq. Ya Razzaq. Ya Razzaq.” Berikanlah kepada kami segala yang baik, dari ilmu-Mu, dari karunia-Mu, dari takdir-Mu, dan dari segala keputusan baik-Mu.


Herry Nurdi
http://fiqhislam.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar